Get Gifs at CodemySpace.com

CARI

0 SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA ABBASIYAH

Kamis, 07 Maret 2013



Makalah
SEJARAH PERADABAN ISLAM (SPI)
Dengan judul
PERADABAN ISLAM PADA MASA ABBASIYAH



Oleh kelompok IV/D
Prodi PAI
Nama Anggota:
1.      Hendri Susanto
2.      Jamaliah
3.      Julia Darni
4.      Khairani
5.      Khairiah

Dosen Pengampu: A. Muthalib, S. Ag., M. Ag.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
Maret 2013




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita waktu dan kesempatan sehingga kami khususnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan kemampuan kami .
Selawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad  SAW yang telah membawa kita  dari alam yang penuh dengan kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami khususnya kepada bapak, teman dan rekan-rekan sekalian dalam penyusunan tugas ini, serta kritik dan saran dari semua pihak yang membaca sangat kami butuhkan demi terciptanya suatu perbaikan sebuah tugas.
Walaupun apa yang kami tulis dan muatkan di dalam makalah  ini hanya sedikit dari apa yang kita harapkan, semoga ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Wassalam
                                                                    Tembilahan, 23 Maret 2013

                                                                                              Penulis




PENDAHULUAN
Alhamdulillahhirabbil’alamin.
Pada saat sekarang banyak sekali guru  yang tidak memahami tentang sejarah-sejarah peradaban Islam. Jadi sebagai seorang calon guru Pendidikan Agama Islam hendaklah kita memahami mengenai Sejarah Peradaban Islam tersebut.
Makalah ini akan membahas tentang “Peradaban Islam pada Masa Abbasiyah” dengan rincian:
A.    Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah
B.     Faktor-faktor berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah dan Penyebab Suksesnya
C.     Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah
D.    Bentuk-bentuk Peradaban pada Masa Bani Abbasiyah
E.     Sebab-sebab Kemunduran Dinasti Abbasiyah           



PERADABAN ISLAM PADA MASA ABBASIYAH
A.    Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Dinasti Umayyah. Nama dinasti Abbasiyah diambil dari salah seorang dari paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib Ibn Hasyim. Orang Abbasiyah merasa lebih berhak daripada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, karena mereka adalah cabang dari Bani Hasyim yang secara nasab keturunan yang lebih dekat dengan Nabi. Menurut mereka, orang Umayyah secara paksa menguasai khalifah melalui tragedi perang Siffin. Oleh karena itu, untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah mereka mengadakan pemberontakan terhadap Dinasti Umayyah. Telah dijelaskan, bahwa saat kekhalifahan Umayyah dipegang Umar II, gerakan bawah tanah yang merupakan ritual politiknya menyusun kekuatan. Salah satu kekuatan politik yang kontra dengan kebijakan “Machiavellian”model Umayyah adalah para pengikut Nabi yang merupakan keturunan Bani Abbas . Tetapi, sebagai keluarga Abbas, tetapi menggunakan jargon dan simbol Bani Hasyim. Dengan demikian mereka dapat merangkul baik kelompok Syi’ahtu Ali maupun Syi’ahtu Abbas. Kedua kelompok inilah yang pada akhirnya melandasi berdirinya Dinasti Abbasiyah.
Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang , yaitu dario tahun 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.[1][1]
B.     Faktor-faktor berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah dan Penyebab Suksesnya
1.      Banyaknya terjadi perselisihan antara intern bani Umayyah pada masa tereakhir masa pemerintahannya, peyebabnya ialah memperebutkan kursi kekhalifahan dan harta.
2.      Singkatnya masa jabatan khalifah di akhir-akhir pemerintahan Bani Umayyah.
3.      Dijadikannya putra mahkota lebih dari jumlah satu orang.
4.      Bergabungnya sebagian keluarga Umawi kepada mazhab-mazhab agama yang tidak benar menurut syariat.
5.      Pudarnya kecintaan rakyat pada akhir-akhir pemerintahan Bani Umayyah.
6.      Banyaknya pembesar-pembesar Bani Umayyah yang sombong pada akhir pemerintahannya.
7.      Timbulnya dukungan dari al-Mawali.[2][2]

C.     Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah
Pada masa Dinasti Abasiyah berkali-kali terjadi perubahan corak kebudayaan Islam sesuai dengan terjadinya perubahan di bidang politik, ekonomi dan sosial:
·         Masa Abasiyah I; semenjak lahirnya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H/750 M sampai meninggalnya khalifah Al-Wasiq tahun 232 H/847 M.
·         Masa Abasiyah II; tahun 232 -334 H/847-946 M, mulai khalifah Al-Mutawakkil sampai berdirinya dinasti Buwaihi di Baghdad.
·         Masa Abasiyah III; tahun 334-447 H/946-1055 M dari berdirinya Banni Buwaihi sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad.
·         Masa Abasiyah IV; tahun 447-656 H/1055-1258 M dari masuknya orang-orang Saljuk ke Baghdad sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di baeah pimpinan Hulagu.[3][3]
1.      Masa Dinasti Abbasiyah Periode I (132 -232 H/750-847 M)
a.       Khalifah I: Abu al-Abbas al-Saffah (132-136 H)
b.      Khalifah II: Abu Ja’far al-Mansur (136-148 H)
c.       Khalifah III: Al-Mahdi (158-169 H)
d.      Khalifah IV: Al-Hadi (169-170 H)
e.       Khalifah V: Harun al-Rasyid (170-193 H)
f.       Khalifah VI: Al-Amin (191-198 H)
g.      Khalifah VII: Al-Ma’mun (198-218 H)
h.      Khalifah VIII: Al-Mu’tashim (218-227 H)
i.        Khalifah IX: Al-Watsiq (227-232 H)
2.      Masa Dinasti Abbasiyah Periode II (232-334 H/847-946 M)
a.       Khalifah I: Al-Mutawakkil ‘Ala Allah (232-247 H)
b.      Khalifah II: Al-Muntashir Billah Muhammad, Abu Ja’far (247-248 H)
c.       Khalifah III:Al-Musta’in Billah, Abu al-Abbas (248-251 H)
d.      Khalifah IV: Al-Mu’taz Billah, Muhammad (252-255 H)
e.       Khalifah V: Al-Muhtadi Billah (255-256 H)
f.       Khalifah VI: Al-Mu’tamid Billah (256-279 H)
g.      Khalifah VII: Al-Mu’tadhid Billah, Ahmad (279-289 H)
h.      Khalifah VIII:  Al-Muktafi Billah, Abu Muhammad (289-295 H)
i.        Khalifah IX: Al-Muqtadir Billah, Abu Al-Fadhal (295-320 H)
j.        Khalifah X: Al-Qahir Billah, Abu Manshur (320-322 H)
k.      Khalifah XI: Al-Radhi Billah, Abu Al-Abbas (322-329 H)
l.        Khalifah XII: Al-Muttaqi Lillah, Abu Ishaq (329-333 H)
m.    Khalifah XIII: Al-Mustakfi Billah, Abu al-Qasim (333-334 H)
3.      Masa Dinansti Abbasiyah Periode III (334-467 H/946-1075 M)
a.       Khalifah I: Al-Muthi’ Lillah, Abu al-Qasim (334-363 H)
b.      Khalifah II: Al-Thai’ Lillah, Abu Bakar (363-381 H)
c.       Khalifah III: Al-Qadir Billah, Abu al-Abbas (381-422 H)
d.      Khalifah IV: Al-Qaim Biamrillah Abu Ja’far (422-467 H)
4.      Masa Dinansti Abbasiyah Periode IV (467-656 H/1075-1261 M)
a.       Khalifah I: Muqtadi Biamrillah (467-487 H)
b.      Khalifah II:Al-Mustazhir Abu al-Abbas (487-512 H)
c.       Khalifah III: Al-Mustarsyid Billah (512-529 H)
d.      Khalifah IV: Al-Rasyid Billah (529-530 H)
e.       Khalifah V: Al-Muqtafi Liamrillah (530-547 H)
f.       Khalifah VI: Al-Mustanjid Billah (547-566 H)
g.      Khalifah VII: Al-Mustadhi’ Biamrillah (566-575 H)
h.      Khalifah VIII: Al-Nashir Lidinillah (575-622 H)
i.        Khalifah IX: Al-Zhahir Biamrillah (622-623 H)
j.        Khalifah X: Al-Mustanshir Billah, Abu Ja’far (623-640 H)
k.      Khalifah XI: Al-Mu’tashim Billah, Abu Ahmad (640-648 H)[4][4]
D.    Bentuk-bentuk Peradaban pada Masa Bani Abbasiyah
1.      Sistem Politik
Adapun sistem politik yang dijalankan pada masa Dinasti Abbasiyah I antara lain:
a.       Para khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sementara para mentri,gubernur,panglima, dan pegawai lainnya banyak diangkat dari golongan Mawali turunan Persia.
b.      Kota Baghdad sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan dijadikan kota pintu terbuka, sehingga segala bangsa yang menganut berbagai agama bisa bermukim diwilayah tersebut.
c.       Ilmu pengetahuan di pandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
d.      Kebebasan berfikir sebagai hak asasi manusia sepenuhnya.
e.      Para menteri turunan Persia diberi hak yang penuh dalam menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memiliki peranan yang penting dalam membina peradaban Islam.[5][5]
Sedangkan sistem politik yang dijalankan oleh Dinasti Abbasiyah II, III dan IV antara lain:
a.       Kekuasaan kekhalifahan sudah lemah bahkan kadang-kadang hanya sebagai lambang saja.
b.      Kota Baghdad bukan satu-satunya kota nternasional dan terbesar, karena masing-masing kerajaan berlomba-lomba untuk mendirikan kota yang menyaingi Baghdad.
c.       Kalau keadaan politik dan militer merosot, ilmu pengetahuan tambah maju dengan pesatnya. Hal ini disebabkan karena masing-masing kerajaan berlomba-lomba untuk memajukan ilmu pengetahuan, mendirikan perpustakaan, mengumpulkan para ilmuan, para pengarang, para penerjemah dan memberikan kedudukan terhormat kepada ulama dan pujangga.[6][6]
2.      Perkembangan Ilmu
Abad X Masehi disebut abad pembangunan dunia Islam, di mana dunia Islam mulai dari daerah di Spanyol sampai ke Multan di Pakistan, mengalami pembengunan di berbagai bidang, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Dorongan ini menyebabkan terciptanya ilmu-ilmu pengetahuan dalam lapangan agama (ilmu naqli). Dorongan dari agama ditambah lagi pengaruh dari perbendaharaan Yunani menimbulkan dorongan untuk munculnya berbagai ilmu pengetahuan di bidang akal (akal).
1)      Perkembangan ilmu naqli
Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari naqli (Al-quran dan hadits) yaitu berhubungan dengan Islam. Yang termasuk ke dalam ilmu naqli adalah:
a.       Ilmu tafsir
b.      Ilmu hadits
c.       Ilmu kalam
d.      Ilmu tasawuf
e.       Ilmu bahasa
f.       Ilmu fiqh
2)      Perkembangan ilmu aqli
Ilmu aqli adalah ilmu yang didasarkan kepada pemikiran (rasio). Yang termasuk ke dalam ilmu aqli adalah:
a.       Ilmu kedokteran
b.      Ilmu filsafat
c.       Ilmu optik
d.      Ilmu astronomi
e.       Ilmu hitung
f.       Ilmu kimia.[7][7]
3.      Sistem Sosial
Sistem sosial pada Dinasti Abbasiyah merupakan sambungan dari dinasti sebelumnya yaitu dinasti Umayyah. Pada masa dinasti Abbasiyah ini terjadi perubahan yang sangat signifikan di antaranya adalah:
1.      Tampilnya kelompok Mawali khusunya pada pemerintahan Irak, yang menduduki peran dan posisi penting di pemerintahan.
2.      Masyarakat terbagi dua kelompok, yaitu:
a.       Kelompok khusus
b.      Kelompok umum
3.      Kerajaan Islam dinasti Abbasiyah tersusun dari beberapa unsur bangsa yang berbeda-beda.
4.      Perkawinan campur dan melahirkan anak dari unsur campur darah.
5.      Terjadinya pertukaran pendapat, cerita, pikiran sehingga muncul kebudayaan baru.
6.      Perbudakan.[8][8]
E.     Sebab-sebab Kemunduran Dinasti Abbasiyah
Adapun penyebab kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah adalah wilayah kekuasaan yang sempit yang menunjukkan kelemahan politiknya. Pada masa inilah tentara Mongol dan Tartar menyerang Baghdad, Baghdad dapat direbut dan dihancur luluhkan tanpa perlawanan yang berarti. Kehancuran Baghdad akibat serangan tentara Mongol inilah awal babak baru dalam sejaran Islam yang disebut masa pertengahan. Sebagai mana terlihat dalam periodisasi khalifah Abbasiyah masa kemunduran dimulai sejak periode kedua.
Beberapa faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah antara lain:
1.      Persaingan Antarbangsa
Menurut Stryzewska, ada dua sebab dinasti Abbasiyah memilih orang-orang Persia daripada orang-orang Arab. Pertama, sulit bagi orang –orang Arab melupakan Bani Umayyah karena pada masa itu mereka merupakan warga kelas satu. Kedua, orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya kesukuan. Dengan demikian, khilafah Abbasiyah tidak ditegakkan di atas kesukuan tradisonal.
2.      Kemerosotan Ekonomi
Dinasti Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang ekonomi persamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya. Setelah memasuki periode kemunduran pendapatan negara menurun, sementara pengeluaran meningkat. Penurunan ini disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah kekuasaan, banyak terjadinya kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat, diperingannya pajak, dan banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak membayar upeti.sedangkan pengeluaran membengkak disebabkan karena kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah karena pejabat melakukan korupsi.
3.      Konflik Keagamaan
Konflik yang dilatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara muslim dan zindiq atau Ahlussunnah dengan Syiah saja tetapi juga antar aliran dalam Islam.
4.      Ancaman dari Luar
a.       Perang salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban.
b.      Serangan tentara Mongol ke wi;layah kekuasaan Islam.[9][9]










PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdirinya Dinasti Abbasiyah didirikan atas dua strategi, yaitu: Pertama, dengan sistem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, ini sudah berlagsung sejak akhir abad pertengahan hijriah yang dipusat di Al-Hamimah. Kedua, dengan terang-terangan dan himbauan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti Abbasiyah berlanjut dengan peperangan melawan dinasti Umayyah.
Sistem pemerintahan dinasti Abbasiyah meniru cara Umayyah dasar pemerintahan Abbasiyah diletakkan oleh khalifah kedua, Abu Ja’far Al-Mansur. Sistem politik Abbasiyah yang dijalankan antara lain: para khalifah tetap dari turunan Arab murni, kota Baghdad sebagai ibu kota negara yang menjadi pusat kegiatan politik, ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting, kebebasan berfikir sebagai HAM diakui penuh, dan para menteri turunan Persia diberi hak penuh dalam menjalankan pemerintahannya.










DAFTAR PUSTAKA
Karim,Abdul.2010.Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam.Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Koto,Alaidin,dkk. 2011.Sejarah Peradilan Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nizar,Samsul.2012.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Susanto,Musyarifah. 2010.Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam.Jakarta: Kencana..
Yatim,Badri.2011.Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.












Read more